Konsumsi iwak kutuk
sebaiknya mulai dibiasakan sejak balita. Pemberian makanan yang kaya albumin
ini bukan hanya dilakukan ketika anak menunjukkan gejala sakit, tetapi juga
ketika sehat. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi albumin yang sangat penting.
Sebuah penelitian yang dilakukan Ida Samidah dari
Balitbangda Sulawesi Selatan menunjukkan, balita yang mengonsumsi iwak kutuk secara teratur memiliki
kadar albumin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang tidak
mengonsumsinya. Selain itu, balita yang mengonsumsi iwak kutuk secara teratur juga mengalami peningkatan berat badan
dan kadar hemoglobin darah secara nyata.
Di pasaran, iwak
kutuk lebih banyak dijual dalam keadaan kering dan sudah diasinkan. Namun,
tidak sedikit pula iwak kutuk dijual
dalam keadaan segar. Iwak kutuk
kering atau dalam keadaan masih segar mempunyai khasiat yang sama bagi
kesehatan.
Hal yang perlu dicermati pada iwak kutuk kering asin adalah kadar natriumnya yang tinggi. Natrium
tersebut berasal dari garam dapur (natrium klorida) yang digunakan untuk
mengasinkan ikan. Konsumsi natrium tinggi akan menyebabkan seseorang mudah
mengalami hipertensi. Karena itu, penderita tekanan darah tinggi disarankan
untuk mengonsumsi iwak kutuk segar.
Upaya sederhana untuk mengurangi kadar natrium pada iwak kutuk kering asin adalah dengan
cara merendamnya dalam larutan garam encer, selama beberapa jam sebelum diolah
lebih lanjut. Dengan perendaman tersebut, garam dari konsentrasi tinggi (pada
ikan asin) akan mengalir menuju konsentrasi rendah (larutan garam encer),
sehingga kadar garam pada ikan turun.
0 komentar:
Posting Komentar