Senin, 27 April 2015

Iwak Kutuk

Ikan Gabus atau dalam bahasa jawa iwak kutuk adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di pelbagai daerah: bocek dari riau, aruan, haruan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayong, bogo, licingan (Bms.), kutuk (Jw.), kabos (Mhs.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793). 
Iwak kutuk sangat kaya albumin, jenis protein yang mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Salah satu bahan pangan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi pascaoperasi adalah iwak kutuk. Iwak kutuk banyak dijual di pasar tradisional dan modern, umumnya dalam bentuk kering asin. Karena itu, iwak kutuk lebih dikenal sebagai ikan asin yang bergengsi.
Jenis iwak kutuk
Iwak kutuk adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar dan rawa. Sering dijuluki “ikan buruk rupa” karena kepalanya menyerupai kepala ular. Di negara Barat, ikan ini disebut snakehead, ditakuti karena merupakan pemakan daging dan sangat agresif.
Di Indonesia, ikan ini dikenal dengan berbagai nama, yaitu kutuk (Jawa), haruan atau bogo (Sunda), dan kocolan (Betawi). Iwak kutuk jenisnya beragam, di antaranya gabus biasa (haruan), kehung, kerandang, toman, dan gabus unggui.
Iwak kutuk biasa atau haruan (Ophiocephalus striatus) paling sering ditemukan di pasar. Bentuknya mendekati lonjong (bulat memanjang) dengan bagian pangkal ekor pipih. Tubuh bagian punggung berwarna cokelat kehitaman dan bagian perut putih kecokelatan. Mudah ditemukan di perairan umum seperti danau, rawa, sungai, juga bisa hidup di perairan payau di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Iwak kutuk jenis toman (Ophiocephalus micropeltes), populer kedua setelah iwak kutuk biasa. Bentuk badannya memanjang dan bulat. Mulut berukuran lebar terletak di ujung hidung.

Jenis toman muda warna tubuhnya merah, setelah dewasa menjadi hijau kebiruan ke arah ungu. Panjangnya dapat mencapai 65 cm. Hidupnya di rawa dan sungai, khususnya daerah banjir. Banyak dikonsumsi di daerah Jawa, Sumatera Selatan, dan Kalimantan.

Dilihat dari kandungan gizinya, iwak kutuk tidak kalah dari ikan air tawar lain yang cukup populer, seperti ikan mas dan ikan bandeng. Kandungan gizi berbagai ikan air tawar dapat dilihat pada tabel.

Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan tawar dan payau
Jenis ikan             Protein (g)          Lemak (g)            Karbohidrat (g) Mineral (g)          Air (g)
Mas       16           2,0          1,0          1,0          80
Bandeng              20           1,3          1,5          1,2          76
Tawes   9,7          5,1          1,7          1,5          82
Gabus   20           1,5          0,2          1,3          77
Betok    17,5        5,0          0,5          2,0          75
Lele        17,7        4,8          0,3          1,2          76
Seperti ikan lain, keunggulan iwak kutuk adalah kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Kadar protein per 100 gram iwak kutuk setara ikan bandeng, tetapi lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan lele maupun ikan mas yang sering kita konsumsi.
Kandungan protein iwak kutuk juga lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Kadar protein per 100 gram telur 12,8 gram; daging ayam 18,2 gram; dan daging sapi 18,8 gram. Nilai cerna protein ikan juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen.
Selain itu, protein kolagen iwak kutuk juga lebih rendah dibandingkan dengan daging ternak, yaitu berkisar 3-5 persen dari total protein. Hal tersebut yang menyebabkan tekstur daging iwak kutuk lebih empuk daripada daging ayam ataupun daging sapi.

Rendahnya kolagen menyebabkan daging iwak kutuk menjadi lebih mudah dicerna bayi, kelompok lanjutt usia, dan juga orang yang baru sembuh dari sakit. Bayi memerlukan asupan protein tinggi, tetapi belum memiliki saluran pencernaan yang sempurna.

About the Author

Kumpulan Blogger

Author & Editor

Iwak Kutuk, Ikan Kutukiwak ,iwak kutuk blitar,resep iwak kutuk,iwak kutuk iwak lele,masakan iwak kutuk,masak iwak kutuk,bumbu iwak kutuk,khasiat iwak kutuk,manfaat iwak kutuk.

0 komentar:

Posting Komentar


iklan

 

Copyright © Iwak Kutuk . All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com